Selasa, 29 Desember 2009

Tujuan riset pemasaran

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan p[engambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
Tujuan Riset Pemasaran:
? Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
? Bebas dari pengaruh keinginan pribadi ( political biases ). “ Find it and tell if like it is “.
Studi tentang riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Riset dasar
dikenal juga sebagai riset murni atau riset fundamental yang bertujuan memperluas batas-batas pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan aspek-aspek system pemasaran. Selama ini hanya sedikit perhatian yang dicurahkan terhadap bagaimana pengetahuan tsb digunakan dalam proses manajemen pemasaran.
Riset terapan
bertujuan membantu para manajer mengambil keputusan yang lebih baik. riset terapan ini diarahkan kesituasi organisasi yang spesifik dan pelaksanaannya dibimbing oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses pengambilan keputusan.
Proyek riset pemasaran formal dapat dipandang sebagai seperangkat langkah yang disebut proses riset. Untuk melaksanakan proyek riset secara efektif diperlukan antisipasi terhadap seluruh langkah proses riset dan memahami saling ketergantungannya. sembilan langkah-langkah dalam proses riset yaitu :
1. Menetapkan kebutuhan akan informasi
2. menentukan sasaran riset dan kebutuhan akan informasi
3. menentukan sumber data
4. mengembangkan bentuk pengumpulan data
5. merancang sample
6. mengumpulkan data
7. mengolah data
8. menganalisis data
9. menyajikan hasil riset
Ada empat sumber utama dari data pemasaran :
? responden
? situasi analogis
? eksperimentasi
? data sekunder
Setelah sasaran penelitian ditetapkan dan kebutuhan informasi didaftar dengan terinci langkah selanjutnya adalah menentukan dari mana sumber data diperoleh.
Keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal bias berbentuk kategori, misalnya : rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dsb, atau bias berbentuk bilangan. Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Data menurut bentuknya dapat dikatergorikan sbb:
1. Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah atau bersifat variable. Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif ialah :
? data diskrit yaitu data dengan variable diskrit
? data kontinu yaitu data dengan variable kontinu
2. data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari adalah data kualitatif. sehingga golongan ini dikenal pula dengan nama atribut. Misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya data dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :
1. data intern
adalah data data yang bersumber dari dalam perusahaan. Pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan lain-lain aktivitasyang terjadi di dalam perusahaan itu.
2. data ekstern
adalah data yang bersumber dari luar perusahaan. suber data ekstern mencakup laporan riset komersial, majalah bisnis, laporan industri, laporan pemerintah, dsb.

Data ekstern dapat digolongkan atas dua bagian:
? data ekstern primer atau data primer
data primer merupakan data yang dikeluarkan dan dikumpulkan oleh badan yang sama untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan.
? data ekstern sekunder atau data sekunder
data sekunder merupakan data yang sudah dipublikasikan untuk konsumsi umum


Refrensi : one.indoskripsi.com/click/3879/0











Iklan untuk Mempertahankan atau Memperbaiki Citra Produk

SETELAH sedikit memahami tentang bagaimana dan sejauhmana efek iklan bekerja, maka pembahasan kali ini seputar iklan yang berguna untuk mempertahankan atau bahkan memperbaiki citra produk. Mengapa hal itu perlu diperhatikan, sebab citra merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah perusahaan yang ingin memasarkan produknya, baik berupa barang maupun jasa.

Kita tentu masih ingat kasus yang menimpa sebuah produk biskuit, yang pernah menjadi berita besar. Dimana biskuit yang sebenarnya cukup dikenal masyarakat itu, diduga pernah tercemar oleh bahan berbahaya (racun). Bahkan ada sejumlah korban yang harus dilarikan ke rumah sakit, lantaran mengkonsumsi makanan tersebut. Untungnya pemerintah segera melakukan tindakan, supaya dampak yang ditimbulkan tidak makin meluas. Antara lain menghentikan sementara proses produksi di perusahaan pembuat biskuit ini.

Melihat kasus itu, maka setelah sekian tahun lamanya, jelas produsen biskuit yang sempat bermasalah tersebut tidak mendapat kepercayaan konsumen. Karena masyarakat masih takut, jika memakan biskuit ini maka akan keracunan. Upaya yang harus dilakukan, antara lain menerapkan strategi promosi yang lebih intens dibanding sebelumnya. Dengan harapan mampu menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen, agar mau mengkonsumsi produk yang dihasilkan. Apabila produsen biskuit tersebut tidak mau berusaha memperbaiki citra produknya, maka lama-kelamaan konsumen akan meninggalkannya. Apalagi belakangan muncul produk sejenis, tentunya dengan kualitas lebih bagus, harga bersaing, kemasan menarik, kandungan mineral atau vitamin yang banyak dan sebagainya.

Terlepas dari contoh di atas, sebenarnya iklan memang dapat dipakai untuk mempertahankan atau memperbaiki citra produk, atau bahkan perusahaan itu sendiri. Tidak hanya sekadar memperkenalkan (launching) produk baru, baik barang maupun jasa. Karena yang melihat citra produk bagus atau tidak bukanlah produsen, tapi justru konsumen atau masyarakat yang menjadi target group (market) produk tersebut. Seandainya sebuah produk baik, maka produsen sudah memiliki satu poin supaya konsumen tertarik membelinya. Kemudian baru pertimbangan harga, perbandingan dengan produk sejenis, manfaat, kemasan dan lain-lain. Namun sebaliknya, jika sebuah produk sudah dicap jelek apalagi “bermasalah,” maka konsumen perlahan-lahan akan menjauhinya. Sehingga jangan kaget jika produk itu tidak laku di pasaran.

Di sisi lain, pemasangan iklan sebuah produk hendaknya disesuaikan dengan media massanya. Misal, produk kecantikan dan alat-alat rumah tangga sangat tepat dimuat di majalah khusus wanita. Namun demikian, media massa cetak lokal pun sebenarnya bisa dipakai, tapi dalam salah satu halamannya harus ada berita yang memuat kehidupan atau tren wanita masa kini. Artinya, segmentasi pasar dengan target group yang ingin dicapai oleh produsen benar-benar tepat sasaran.


refrensi :

www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=45766


Minggu, 15 November 2009

motivasi dan persepsi dalam perilaku konsumen

Pengertian Motivasi dari beberapa sumber :

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).

Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

rujukan buku :
As’ad, Moh, 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.


penger tian persepsi dalam perilaku konsumen

Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjukpetunjuk

inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan

untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada

suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201)

mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan

mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53)

menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkunganoleh seorang individu.

Pembentukan Persepsi dan Faktor-Faktor yang Menpengaruhi

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Yusuf, 1991: 108) sebagai

pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah

mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan

"interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada

saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian

pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure

terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang

berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang

bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara

menyeluruh. Menurut Asngari (1984: 12-13) pada fase interpretasi ini, pengalaman

masa silam atau dahulu. memegang peranan yang penting.

Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari

kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai

faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55).

Referensi :

www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf

Kamis, 12 November 2009

segmentasi manfaat

Manajemen Pemasaran. Definisi Segmentasi Pasar
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi

Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Segmen Manfaat

Demografi

Perilaku

Psikografis

Ekonomi




a. sabun mandi

Keluarga besar

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

b.pasta gigi

Keluarga besar

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

c. shampoo anak-anak

Anak-anak

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

d. deterjen

Ibu rumah tangga

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

e.pengharum pakaian

Keluarga besar

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

f.sabun cuci piring

Ibu rumah tangga

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

g.pengharum ruangan

Keluarga besar

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

h.sabun pencuci tangan

Keluarga besar

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

i.pemutih pakaian

Ibu rumah tangga

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom

j. sabun bayi

Anak-anak

Pengguna berat

Orientasi nilai otonom


Segmen Manfaat

Demografi

Perilaku

Psikografis

Medis




a.obat sakit kepala

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

b.obat flu

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

c.obat demam

Dewasa&anak-anak

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

d.obat batuk anak

Anak-anak

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

e.obat maag

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

f.obat panas

Anak-anak

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

g.obat masuk angin

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

h.obat diare

Anak-anak&dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

i.obat sakit gigi

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang mencemaskan kesehatan

j. obat tidur

Dewasa

Pengguna berat

Orang yang sakit insomnia



Segmen Manfaat

Demografi

Perilaku

Psikografis

Kosmetik




a. bedak

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

b. pembersih wajah

Wanita&pria

Pengguna berat

Kecantikan

c. pemutih gigi

Pria

-

Perokok, dll

d. handbody lotion

Wanita&pria

Pengguna berat

Melindungi tubuh

e. pelembab

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

f. lipstick

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

g. deodorant

Wanita&pria

Pengguna berat

Kecantikan

h. krim pemutih

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

i. pewarna rambut

Wanita&pria

Pengguna berat

Kecantikan

j. pewarna kuku

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan



Segmen Manfaat

Demografi

Perilaku

Psikografis

Jenis kelamin




a. minyak wangi

Wanita&pria

Pengguna berat

Membuat tubuh harum

b. gel rambut

Pria

Pengguna berat

Merapihkan rambut

c. alat cukur

Pria

Pengguna berat

Kebersihan

d. krim pemutih

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

e. bedak

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

f. lipstik

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

g. pembersih wajah

Wanita&pria

Pengguna berat

Kebersihan

h. pewarna kuku

Wanita

Pengguna berat

Kecantikan

i. pewarna rambut

Wanita&pria

Pengguna berat

Modifikasi rambut

j. semir sepatu

pria&wanita

Pengguna berat

Kebersihan


Segmen Manfaat

Demografi

Perilaku

Psikografis

Umur




a. pasta gigi aneka rasa

Anak-anak

Pengguna berat

Menjaga kesehatan gigi

b. gula diet

Dewasa

Pengguna berat

Menjaga tubuh tetap langsing

c. teh hijau

Dewasa

Pengguna berat

Menjaga tubuh tetap langsing

d. jamu

Dewasa

-

Menjaga kesehatan tubuh

e. kopi

Dewasa

Pengguna berat

-

f. susu diet

Dewasa

Pengguna berat

Menjaga tubuh tetap langsing

g. rokok

Dewasa

Pengguna berat

-

h. minuman bersoda

Dewasa

Pengguna berat

-

i. susu bubuk

Anak-anak

Pengguna berat

Untuk memenuhi kebutuhan

j. biskuit bayi

Anak-anak

Pengguna berat

Untuk memenuhi kebutuhan




http://bisnisukm.com/apa-itu-segmentasi-pasar.html